MID Test hari ketiga... /blush
Nyahahaha... Hari ini rupanya ga ujian. Itu ujiannya di ganti dengan tugas yang cukup “wah”...  Tapi tetap bersyukur, meskipun tugas yang dikasi sama dosen buat pengganti MID cukup susah, namun setidaknya lebih ringan beberapa “gram” ketimbang MID langsung. Hahaha.
Oh ya, sampai lupa. Entah aku dah bilang ini atau belum, tapi sistem ujian ku semester ini beda lho dari semester-semester lalu. Karena apa? Gini lho, dulunya MID dan Final exam itu pake jadwal dan yang mengawas itu bukan dosen, melainkan staff akademik. Namun mulai dari semester ini dan berikutnya, itu ujiannya ga terjadwal dan yang lebih “wah” itu dosennya langsung yang ngawas. Asoy! Hahaha... Jadi jadwal ujiannya itu tergantung “mood” dosen dan syukurnya ada beberapa dosen yang baik n masih kasitau kalo mau ngadain ujian. Hehehe. Itu artinya kami-kami sebagai mahasiswa juga mesti pandai “memprediksi” waktu yang kira-kira bakalan digunakan dosen buat ngadain ujian dadakan. Tapi ada dampak positif-nya sih. Jadinya tiap hari kami mesti lebih giat belajar lagi sebelum melangkahkan kaki ke kampus. Istilahnya tuh, harus ada “modal di kepala” gitu. Haha! /hmm
Besok ujian hari ke-empat. Semoga besok semuanya berjalan dengan lancar. Amen! /bye

MID Test hari kedua... 
Hari ini aku menghadapi 2 matkul... /sweat Dan kedua-duanya cukup sulit.  Pertama itu perpajakan. Memang cukup menyenangkan sih ya karena sistemnya open book. Hitungannya memang ga terlalu sulit, tapi teorinya itu lho... Jawabannya se-abrek!
Jadi deh aku nulisnya ga karu-karuan. Balapan gitu dah. Hahaha. Dan Puji Tuhan, selesai pada detik-detik terakhir. Semoga aja tulisan ku yang kayak cacing kepanasan itu bisa di baca ma dosennya... Amin! Hihi... Dan hasilnya juga bagus...
Selanjutnya, ujian Bahasa Indonesia. Memang sih ya, meskipun dari SD sampai Kuliah, itu pelajaran masih eksis, tapi jangan di anggap remeh. Hehe. Awalnya aku ga terlalu ambil pusing karena aku udah persiapan dari jauh-jauh hari. Tapi ternyata semuanya tuh salah! Kenapa bisa gitu? Karena sistem ujiannya. Aduh hai, itu dosennya ga senang kali ya kalo punya mahasiswa-mahasiswa yang brilliant. Nyahahaha... Yang bener aja, sistemnya cukup sulit dan bisa di bilang aneh. Soalnya memang Cuma 24. 20 pilihan ganda, 4 essay. Yang essay sih ok, tapi yang pilihan gandanya itu lho. Perintahnya gini lho, “lingkari lah jawaban yang Anda anggap benar. Jawaban yang benar bisa satu, dua, tiga, bahkan empat, atau malahan salah semua. Jadi silahkan kolom sesuai dengan yang Anda yakini”. Gila ga itu? Kalo meleset dikit aja mah, langsung “Game Over”. /blur Ujung-ujungnya, aku lakukan yang terbaik. Semoga aja hasilnya bagus. Amin...
Segini dulu dah... Mau belajar lagi buat ujian besok. Hehe! Semangat! /bye

MID Test hari pertama...  
Aku sangat bersyukur karena semuanya berjalan dengan cukup lancar. Seperti yang udah aku duga sebelumnya, fenomena “booking-booking” tempat pun marak terjadi.  Haha... Serius aja, 2 jam sebelum ujian rupanya  hampir 85% tempat duduk udah ludes. /shock Akhir-akhirnya karena aku datang setengah jam sebelum ujian, aku pun duduk di bangku deretan kedua dari depan... Puji Tuhan, hal tersebut ga begitu mempengaruhi kosentrasiku untuk menjawab soal-soal ujian. Dan hari pertama ujian pun cukup sukses. Hoho. /hmm
Besok hari kedua, semoga persiapan ku bisa berbuah manis pada akhirnya... Amin!
Buat teman-teman yang juga ujian, semangat ya! God Bless! /bye
Libur.. Libur...
Yaps, hari ini aku ga pergi ke kampus dan kuliah seperti biasanya karena hari ini libur... 
Seperti biasanya, kesibukkan ku ga berubah, mau libur ataupun ga libur. Sama aja. Bisa agak free di hari Sabtu dan Minggu aja. 
Saat mengetik posting-an ini, satu hal yang ingin ku katakan bahwa aku merasa lapar. #Kreeek, kruukk, krook, itulah suara perutku# /no
Hari ini, banyak rumah makan yang tutup karena hari ini Idul Adha. Dan hal itu berdampak buatku juga.. Aku jadi susah mau beli makan... Pagi tadi cuma makan Indomie untuk Vegetarian aja. Dan itu ga cukup buatku... 

Malampun tiba, dan aku semakin lapar... Roti yang biasanya ku makan sebagai cemilan sudah ga mempan buat mengatasi laparku yang makin menjadi itu. Ujung-ujungnya, nunggu mamang bakso... Tapi rupanya itu mamang ga jualan. Ya, ga usah di bilang lagi deh, aku pun terpaksa berencana untuk makan mie lagi... Eh, tapi ga di sangka... Di kala keadaan yang ga menyenangkan itu, Tuhan senantiasa baik dan menunjukkan KasihNya buat ku. Tiba-tiba aja ibu kost ku nyuruh aku makan di rumahnya, katanya banyak makanan... (Padahal aku ga pasang muka kelaparan lho ya). Di tawari kayak gitu, aku senang bukan main... Nyanyi-nyanyi dalam hati dan bilang Tuhan Yesus amat baik. Jadilah aku makan di sana dan cukup kenyang serta gratiiiis. Hoho... Tapi kenyang-nya ga bertahan lama, buktinya aku lapar lagi... Tapi, aku tetap bersyukur buat Berkat yang udah aku nikmati. ^^

Besok pagi rencananya aku mau check-up ke Dokter daaaaaaan kini saatnya untuk tidur... 

Good night, everyone. God Bless you, all! ^^ /bye

/hihi
Yaps! I'm coming! Hahaha... 
Hari ini sesi bahasa informal muncul lagi.. Ehm, sekali-sekali ga apa-apa donk ya... Tergantung kondisi, kalo perlu formal ya pasti formal, kalo ga ya ga formal... 
Ga terasa dah lama banget aku ga buka blog ku yang tercinta ini *lebay gila* /XD
Dan setelah ku lihat-lihat rupanya akhir-akhir ini aku benar-benar jarang posting sesuatu. Emergency mode : ON!!! Nguiiiing.. Nguiiing... Traffic dan visitor juga menurun drastis. /floor
Oke, kegilaan pertama yang ku alami sehingga benar-benar ga punya waktu untuk posting-an di sini karena kehidupan kampus yang semakin kompleks. Tugas yang datang bertubi-tubi seperti kereta api yang mengantri panjang di tambah beberapa kerjaan lain yang cukup, umm, yaaa boleh lah di bilang menyenangkan, membuat waktu ku untuk masuk ke jalur dunia maya ini semakin terbatas. Kayaknya bakalan ada yang bilang, "halah, lagu lama itu". LOL.
Tapi emang itu alasannya.. Beneran. Hoho...

Dan hari Senin ini, aku akan menghadapi MID Test di Semester 5. Benar-benar ga terasa ya... Bentar lagi semester 6, trus semester 7... Dan tiba lah sidang-sidangan... Itu mah bakalan lebih sibuk lagi dari sekarang. Semoga aja tar dapat Dosen penguji berhati kapas.. Cukuplah sudah punya PA berhati batu karang. Asli... Mentalku ikut-ikutan jadi mental tentara alias punya jiwa militan... (Berlebihan? Ga deh ya! Jujur deh. Haha).

Dan pemandangan yang sudah membudaya akan segera terlihat. Apalagi di tambah system ujian yang baru ini. Dosen langsung yang kasi soal dan ngawas ujiannya. Seperti biasa, yang sehari-hari kuliahnya datang telat, saat exam kayak gini, pasti datang paling awal. Bahkan kadang ada yang datang 2 jam sebelum ujian. Habis itu booking tempat duduk sana-sini buat si A, B, C sampai si Z... Kayak booking tiket pesawat aja. Katanya sih, "posisi menentukan prestasi". Ujung-ujungnya yang datang sesuai jadwal normal, dapat tempat duduk yang luar biasa depannya. Dah bisa face to face langsung ma dosen. Hahahaha. Ahh, yang penting persiapkan diri dengan semaksimal mungkin aja deh. Mau duduk di mana pun, it's okay. /nobigdeal

Oh ya, kayaknya ada yang terlupakan...

Entah mengapa setahunan terakhir ini, aku jadi rada-rada pelupa. Umm, I mean ga seperti biasanya. Segala sesuatu yang dulunya ga perlu ku catat di memo, sekarang perlu ku lakukan. Gara-gara banyak pikiran kali ya? Jadi memory-ku over capacity. Semoga ga ada masalah yang berarti deh. Hohoho... 

Untuk mengakhiri posting-an ku kali ini, aku mau bilang kalo Tuhan selalu baik dan teramat baik buat ku! ^^

Korupsi merupakan suatu hal yang tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Sejak zaman orde lama dan orde baru hingga hari ini pun negeri kita ini masih berupaya untuk menghadapi permasalahan korupsi yang tidak habis-habisnya. Permasalahan tersebut pasti ada pada setiap negara. Korupsi telah menjadi suatu budaya yang sangat buruk bagi pemerintahan negara khususnya yang dapat kita lihat di Indonesia. Sikap masyarakat yang masih toleran terhadap korupsi merupakan salah satu alasan mengapa korupsi sulit untuk di berantas. Jika kita bicara mengenai korupsi, kita tidak hanya berbicara tentang bagaimana atau mengapa hal tersebut terjadi, namun pastinya kita juga berbicara tentang pihak yang melakukan tindak korupsi itu dan pihak mana saja yang berjuang dan berusaha keras untuk memberantas korupsi tersebut. Terkadang jika kita lihat, tidak jarang masyarakat berpendapat bahwa pemerintah lah yang harus di salahkan atas semua kasus korupsi yang terjadi di negeri ini, sehingga pada akhirnya masyakat pun sering kali bersikap acuh tak acuh atas birokrasi dan penegakan hukum di Indonesia. Sebenarnya pendapat tersebut merupakan suatu pemikiran yang tidak dapat di benarkan karena pada dasarnya pihak yang melakukan korupsi bisa saja datang dari pihak non-pemerintahan.
Korupsi yang sudah menjamur dan membudaya dalam kehidupan sebagian besar masyarakat sudah bisa di katakan telah di luar kendali. Bisa kita lihat bahwa pemerintah dengan gencarnya melakukan aksi untuk memberantas korupsi. Terutama yang dapat kita lihat dari lembaga yang di bentuk oleh pemerintah dengan nama Komisi Pemberantasan Korupsi atau yang lebih di kenal dengan sebutan KPK. Yang menjadi pertanyaan, apakah hanya cukup KPK saja yang di andalkan oleh masyarakat dan pemerintah guna memberantas masalah korupsi tersebut? Tentu saja tidak. Di sini peranan masyarakat dan pemerintah juga di perlukan. Mengapa demikian? Karena korupsi tidak akan pernah hilang jika kita tidak ikut serta untuk memberantasnya. Lantas bagaimana dan apa yang dapat kita lakukan untuk membantu memerangi permasalahan korupsi itu? Di sini ada beberapa hal yang mungkin bisa di lakukan oleh pemerintah, dan yang pastinya oleh kita juga sebagai warga negara Indonesia.

Bagi Pemerintah

1. Menerapkan hukum dan peraturan yang berlaku secara konsisten.
Hukum dan peraturan yang ada bukan sekedar di buat sebagai formalitas dalam pemerintahan suatu  negara. Sebaliknya, hukum itu ada untuk mengatur dan menindak hal-hal yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dengan demikian, perlu bagi pemerintah untuk memberlakukan dan menjalankannya secara efektif kepada masyarakat, khususnya menerapkan peraturan dan hukum mengenai korupsi.  Jika nantinya terjadi tindakan korupsi, maka pemerintah harus menangani dan menindak pelaku korupsi tersebut sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku tanpa memandang siapa orang itu, bahkan jika pelaku korupsi itu adalah keluarga, teman atau  rekan kerja kita sekalipun. Sanksi yang tegas dan peraturan yang ketat sangat penting untuk di berlakukan. Ketegasan dan keadilan juga tidak kalah penting dalam menegakan hukum guna menciptakan birokrasi yang bersih dalam pemerintahan.

2. Pembaharuan hukum dan peraturan yang berlaku.
Memperbaharui hukum dan peraturan yang sudah ada bukan merupakan perkara yang mudah untuk di lakukan. Namun di sini, pembaharuan hanya perlu di lakukan oleh pemerintah  jika kondisi yang di hadapi sudah semakin berubah dan peraturan yang lama di rasa sudah tidak efektif lagi untuk di berlakukan. Di lingkungan yang senantiasa berkembang dan dinamis ini perlu adanya pembaharuan dalam bidang hukum dan peraturan yang di buat oleh pemerintah guna menyesuaikannya dengan kondisi yang ada khususnya menyangkut hukum dan peraturan mengenai korupsi.

3. Mengadakan  penyuluhan mengenai korupsi bagi masyarakat dan pemerintah.
Pengetahuan mengenai hal korupsi memang sangat penting. Bukan hanya bagi masyarakat, tapi juga bagi pemerintah sendiri. Di sini, penyuluhan bisa saja di lakukan oleh pihak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dalam penyuluhan, penting untuk di sampaikan tentang bagaimana buruknya korupsi dan bagaimana upaya yang bisa di lakukan untuk mencegah bahkan memberantasnya. Menciptakan suatu kesadaran di benak masyarakat sedini mungkin mengenai betapa buruknya korupsi di harapkan bisa membuat masyarakat lebih bisa membentengi diri dari korupsi.

4. Memberikan sanksi moral bagi pelaku korupsi.
Di negara kita ini meskipun tergolong memiliki tingkat korupsi yang relatif tinggi, namun ada hal yang masih sangat berharga dan bisa menjadi harapan bagi bangsa ini untuk memberantas korupsi. Meskipun korupsi tampaknya menjamur kepada banyak orang, tapi jumlah orang yang non-korupsi lebih banyak dibanding dengan orang yang melakukan korupsi. Bisa di katakan bahwa pihak non-korupsi menjadi mayoritas dan pihak yang melakukan korupsi menjadi minoritasnya. Sering sekali kita mendengar suatu istilah yang mengatakan bahwa kaum yang mayoritas terkadang akan mengalah kaum yang minoritas. Di sini, bisa di tegaskan bahwa jika seorang terbukti melakukan tindak pidana korupsi maka pihak yang non-korupsi harus mengucilkannya. Sebenarnya bukan dengan maksud yang jahat untuk melakukan pengucilan itu. Namun tujuan sebenarnya adalah agar koruptor itu bisa mendapatkan pembelajaran dan hukuman sebagai sanksi moral yang harus dia terima karena tindak korupsi yang dilakukannya. Bila perlu, sanksi dan hukuman yang berat harus di berikan kepada koruptor. Dengan demikian diharapkan bahwa selain mendapatkan hukuman menurut peraturan perundang-undangan, koruptor juga menerima hukuman yang berbentuk sanksi moral sehingga koruptor tersebut tidak berani untuk melakukan korupsi lagi. Dan hal tersebut bisa menjadi contoh bagi masyarakat dan pemerintah untuk membentengi diri dan tidak kompromi dengan korupsi.

Bagi Masyarakat

1. Membiasakan diri untuk tidak berkompromi dengan korupsi.
Biasanya sesuatu yang besar akan bermula dari hal yang kecil terlebih dahulu. Perlu di tegaskan bahwa jangan pernah sekali-kali berkompromi dengan korupsi bahkan dalam hal yang sederhana sekalipun. Sebagai contoh, dengan sengaja terlambat ke tempat kerja dengan alasan yang di buat-buat. Tindakan yang demikian sudah bisa di kategorikan sebagai tindak korupsi. Dalam hal ini adalah korupsi waktu. Memang korupsi semacam itu sepertinya sangat sepele. Namun jangan pernah menganggap remeh korupsi seperti itu karena jika sudah terbiasa melakukannya maka dengan sendirinya akan muncul mindset yang menganggap bahwa korupsi bukan suatu hal yang buruk untuk dilakukan. Hal tersebut jelas adalah suatu kesalahan. Untuk itu perlu untuk membiasakan diri dan berkomitmen dengan diri sendiri agar tidak berkompromi dan bersikap toleran terhadap korupsi bahkan sekecil apapun.

2. Menanamkan sikap-sikap anti korupsi sedini mungkin.
Merupakan hal yang penting bagi masyarakat untuk memahami dan menanamkan  sikap-sikap anti korupsi dalam diri sendiri sejak dini yaitu kejujuran, sikap disiplin, tanggung jawab, mandiri, kerja keras, sederhana, berani, peduli, adil, dan malu untuk melakukan korupsi. Dengan demikian diharapkan agar masyarakat tahu bagaimana upaya dan tindakan yang dapat mereka lakukan untuk melindungi diri dari korupsi sedini mungkin.

            Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa korupsi memang sudah menjadi suatu budaya yang buruk khususnya di Indonesia. Perlu usaha dan tekad yang kuat untuk memberantas korupsi yang terjadi di negeri ini. Di sini, pengetahuan dan kesadaran dari setiap individu-individu akan bahaya dan buruknya korupsi bisa menjadi suatu cara tersendiri dalam memerangi dan memberantas korupsi. Hal ini juga akan berjalan dengan baik jika di dukung dengan penegakan hukum dan sanksi yang tegas bagi para pelaku korupsi.  

Written by : Tri Wahyuni - Universitas Tanjungpura Pontianak.